Jumat, 13 Juni 2025

Tari Perang Gegerit: Keberanian Perempuan Lahat

Tari Perang Gegerit: Keberanian Perempuan Lahat yang Tegal

Sumatera Selatan kaya akan warisan budaya, dan salah satu yang paling menarik adalah Tari Gegerit — sebuah tarian perjuangan dari Kabupaten Lahat yang mengungkap kisah kepahlawanan kaum perempuan saat menghadapi penjajahan. Tarian ini bukan sekadar pertunjukan—ia adalah cermin kekuatan, solidaritas, dan jiwa perlawanan masyarakat Lahat.

Asal-Usul: Dari Pelarian Menjadi Simbol Perlawanan

Nama “Gegerit” berasal dari bahasa lokal Lahat yang menggambarkan perasaan lelah, “capek”, atau “kaku” . Namun tunggu—bukan berarti gejala fisik, melainkan bentuk simbolik dari para pejuang perempuan yang, meskipun lelah, tetap tegar mempertahankan desanya melalui aksi dan keberanian.

Pada masa kolonial Belanda, cerita menyebutkan bahwa para perempuan pejuang menyamar sebagai penari ketika menghadapi tentara penjajah. Mereka memadukan gerakan dengan penyamaran, lalu tiba-tiba mengeluarkan tradisi kudok—senjata tajam khas Sumatran Selatan—untuk melancarkan aksi perlawanan . Transformasi ini menjadikan Gegerit sebagai wujud simbolik perlawanan kaum perempuan di era kolonial.


Fungsi Sosial dan Simbolik Tari Gegerit

Beberapa fungsi utama gegerit antara lain:

  • Pertunjukan dan simulasi perlawanan: Menunjukkan kesiapan melakukan aksi melawan penjajah.

  • Wadah simbolis pemberdayaan kaum perempuan: Menegaskan bahwa perempuan juga bagian dari sejarah perjuangan .

  • Upaya pelestarian dan pendidikan nilai sejarah lokal: Menghubungkan generasi muda dengan kisah inspiratif perempuan masa lalu.


Koreografi dan Gerakan Intens

Gerakan Gegerit khas dengan pola patah-patah dan kaku, dimaksudkan untuk meniru kelelahan dan keteguhan pejuang . Beberapa gerakan ikonik:

  • Setengah jongkok: Menunjukkan kesiapan berbenturan, sekaligus mengindikasikan kelelahan.

  • Gerakan sayap bahu: Simbol menghindar serta persiapan bertarung.

  • Aksi mengeluarkan kudok: Momen puncak dramatik yang memberi kesan kekuatan tiba‑tiba.

Penari biasanya tampil dalam kelompok, minimal empat orang, bergerak bergantian mendekat – mundur – menyilang ke depan. Iringannya menggunakan alat pukul seperti kenong, dol, dan gendang, menghasilkan ritme menghentak selaras struktur gerak yang tegas .


Kostum dan Properti: Merah Songket yang Membara

Para penari menggunakan pakaian mencolok:

  • Baju merah dengan kain songket, simbol keberanian dan martabat.

  • Ikat kepala bermotif, menambah wibawa dan mempertegas karakter pejuang.

  • Kalung atau ikat pinggang emas, menandakan status kemuliaan dalam komunitas.

  • Kudok: Senjata kecil yang jadi simbol kunci, dikeluarkan sebagai aksi dramatis dalam pementasan.

Kombinasi visual ini menciptakan aura tegas dan heroik, sementara warna merah merepresentasikan darah dan keberanian perempuan pejuang.


Iringan Musik: Ritme Pemberdayaan

Pengiring gegerit menggunakan instrumen tradisional:

  • Kenong – gong kecil yang memberikan ketukan ritmis.

  • Dol (kendang) – membangun suasana tegang dan dinamis.

  • Gendang – dasar ritme tarian.

Kombinasi ini menghasilkan irama cepat dan menghentak, menjaga energi dan mendukung struktur patah gerak. Alunan musiknya membuat penari tampak bagai melawan tekanan berat, namun tetap berdiri tegak.


Konteks dan Kontinuitas Budaya

Gegerit muncul dari lingkungan Desa Besemah di Lahat, sebuah daerah yang pernah mencatat konflik sengit selama kolonial. Selain gegerit, ada pula tarian lain, seperti Tari Siwar—simbol patriarki perlawanan laki-laki. Gegerit melengkapi kisah, menunjukkan dualitas peran pria dan wanita dalam upaya mempertahankan tanah kampung mereka.

Namun sayang, Gegerit kini terancam punah karena jarangnya pementasan dan regenerasi dalam masyarakat . Hal ini menjadi panggilan bagi semua pihak untuk menjaga tradisi tersebut sebagai bagian penting dari sejarah nasional.


Pelestarian di Zaman Modern

Upaya pelestarian yang dapat dan telah dilakukan:

  • Pendokumentasian video dan tulisan, agar kisah dan nilai Gegerit tidak terlupakan.

  • Pelatihan dan pendidikan budaya di sekolah-sekolah dan sanggar.

  • Festival budaya daerah, memamerkan gegerit bersama tarian tradisional lain seperti Tari Sanggan Sihe atau Siwar.

  • Registrasi sebagai kekayaan intelektual untuk mendorong perlindungan hukum dan dukungan lebih luas.

Pelestarian ini kritikal: tanpa tindakan saat ini, generasi berikutnya mungkin tak pernah mengenal wanita pejuang Lahat, yang walau "lelah" tapi tetap tegar melawan penindasan.


Relevansi Masa Kini: Inspirasi dan Pendidikan

Nilai utama Gegerit tetap relevan:

  • Inspirasi bagi pemberdayaan perempuan: Kekuatannya tetap penting di era kesetaraan gender.

  • Media edukasi sejarah lokal: Turkusi dari masa kolonial diutarakan lewat tari.

  • Sarana penguat identitas lokal: Warisan budaya Lahat menunjukkan bahwa keberanian perempuan juga tercatat dalam catatan perjuangan bangsa.

Melalui pementasan, masyarakat tidak hanya menikmati seni, tetapi juga belajar tentang sejarah serta peran keluarga dan komunitas.


Kesimpulan

Tari Gegerit menggabungkan estetika, nilai budaya, dan kisah heroik dalam satu gerakan. Ia bercerita tentang keberanian perempuan lahat—yang meski lelah dan tampak kaku, menahan tekanan, tetap berjuang. Dalam kostum merah dan iringan ritme menghentak, perempuan-perempuan ini tampil sebagai simbol pemberdayaan yang tak lekang.

Melestarikan Gegerit bukan sekadar menjaga tarian; itu menjaga suara perempuan pejuang masa lalu dan memperkaya narasi sejarah bangsa. Di waktu mendatang, semoga ada lebih banyak anak-anak Lahat yang mengenal, bangga, dan meneruskan garapan budaya ini.


Referensi :

  1. Tari Gegerit, Kekuatan Kaum Perempuan dalam Tari Perjuangan. (n.d.). Indonesia Kaya. Diakses dari Indonesia Kaya. sumsel.kemenkum.go.id

  2. Mengenal 6 Tarian Tradisional Daerah Lahat Sumatera Selatan!. (2024, 1 Oktober). Koran Palpres. palpres.bacakoran.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Next

Tari Kancet Papatai : Semangat Perang yang Diabadikan dalam Tari

Tari Kancet Papatai  : Semangat Perang yang Diabadikan dalam Tari Kalimantan Timur adalah rumah bagi banyak suku Dayak, salah satunya suku ...