Jumat, 13 Juni 2025

Tari Soya‑soya: Warisan Semangat Perang dari Halmahera Selatan

Tari Soya‑soya: Warisan Semangat Perang dari Halmahera Selatan

Sejarah dan Latar Belakang

Tari Soya‑soya merupakan tarian perang tradisional yang tumbuh di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Tarian ini berkembang pasca perlawanan terhadap penjajah Portugis, terutama dipicu oleh keberhasilan Sultan Baabullah merebut kembali jenazah ayahnya, Sultan Khairun, dari Benteng Kastela pada akhir 1570‑an. Otoritas kesultanan kemudian menjadikan tarian ini sebagai simbol keberanian, kemenangan, dan energi kolektif pasca-perang.


Nama & Filosofi Gerakan

“Soya‑soya” berarti pantang menyerah, menampilkan aksi kekuatan dan semangat juang: ayunan senjata, gerakan menangkis, mengelak, serta hentakan kaki yang agresif. Tari ini mencerminkan semangat pasukan Sultan Baabullah yang menolak tunduk meski menghadapi penjajahan Portugis.


Atribut dan Tata Kostum

Penari Soya‑soya mengenakan pakaian penuh warna sehingga mencolok:

  • Ikat kepala (taqoa) berwarna kuning—simbol keberanian prajurit.

  • Celana putih, dipadukan rok bergaris merah, kuning, hijau, hitam.

  • Pedang bambu dengan hiasan daun palem dan bunyi kerincing—melambangkan senjata prajurit.

  • Perisai salawaku untuk pertahanan simbolis

  • Atribut ini mencerminkan perpaduan simbol kekuatan, spiritualitas kepahlawanan, dan estetika budaya setempat.


Iringan Musik & Suasana

Tarian ini diiringi oleh:

  • Gendang dan gong—membangkitkan ritme bersemangat.

  • Bono (instrumen bambu)—mempertegas nuansa perang.

Musik keras dan dinamisnya mempercepat gerakan penari: serangan, pertahanan, menepuk kaki, dan berteriak untuk intimidasi, mencerminkan suasana medan laga.


Pola Penari: Ganjil dan Formasi

Jumlah penari selalu ganjil (minimal tiga orang), biasanya dalam barisan atau lingkaran. Tradisi ini diyakini memiliki makna ritual dolositik dan keselarasan kelompok. Gerakan terkoordinasi dari ujung kaki hingga tangan mencerminkan kesatuan kekuatan dan semangat solidaritas .


Makna Sosial & Filosofis

  • Semangat pantang menyerah: Representasi keberanian kolektif dalam menghadapi tantangan.

  • Penghormatan sejarah: Mengenang momen heroik dalam sejarah lokal, seperti kepahlawanan Sultan Baabullah .

  • Identitas budaya: Membentuk rasa kebanggaan terhadap akar lokal dan kekayaan budaya Halmahera.

  • Pemersatu komunitas: Digelar saat acara adat, menyambut tamu, atau festival budaya — mempererat solidaritas di antara warga.


Fungsi dan Ragam Penampilan

Perkembangan fungsi tari Soya‑soya saat ini mencakup:

  • Upacara adat dan penyambutan tamu — menghormati tamu dengan wibawa budaya setempat.

  • Festival dan perayaan publik — tampil dalam Karnaval Bupolo atau peringatan Hari Jadi Kabupaten .

  • Pembelajaran budaya di sekolah dasar — tari ini diwariskan sejak usia dini sebagai identitas regional .


Pelestarian dan Tantangan

Kini, Tari Soya‑soya telah diajarkan di sekolah dan sanggar budaya sejak SD, menjadikannya bagian wajib dari warisan lokal . Namun tantangan tetap ada, seperti modernisasi, migrasi penduduk, dan komersialisasi budaya. Festival budaya dan dukungan pemerintah lokal terus digalang untuk menjaga kesinambungan tradisi ini .

Kesimpulan

Tari Soya‑soya adalah lambang kekuatan batin dan perjuangan Halmahera Selatan yang berpadu dengan estetika budaya khas Maluku Utara. Melalui gerakan tegas, atribut simbolis, dan irama yang menggema, tarian ini berhasil mengabadikan kisah heroik dari Sultan Baabullah dan semangat pantang menyerah masyarakat setempat. Kehadirannya dalam berbagai upacara memperkuat kebersamaan lokal dan memperkaya identitas budaya.

Dengan pelatihan sejak dini dan dukungan terus-menerus di festival budaya, Tari Soya‑soya dapat terus hidup sebagai simbol keberanian, kebanggaan, dan warisan berharga bagi generasi mendatang.


Referensi :

  1. Mochammad Mahfud. (2024, 11 bulan lalu). Tarian Soya‑soya, Tarian Perang dari Halmahera Selatan. Kolomdesa. 

  2. tsansns. (2018). Budaya Maluku dan Maluku Utara – Tari Soya‑soya & lainnya. BudayaIndonesiaku.

  3. Perpustakaan.id. (n.d.). 9 Tarian Maluku Utara – Tari Cakalele & Soya‑soya.

  4. CintaIndonesia.web.id. (2018). Tari Cakalele dan Soya‑soya dari Maluku Utara.

  5. haltengkab.go.id. (2022). Tarian ditampilkan pada HUT Kab. Halmahera Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Next

Tari Kancet Papatai : Semangat Perang yang Diabadikan dalam Tari

Tari Kancet Papatai  : Semangat Perang yang Diabadikan dalam Tari Kalimantan Timur adalah rumah bagi banyak suku Dayak, salah satunya suku ...