Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Mencari topik bisa dibilang mudah, tetapi cukup sulit memilih 1 topik untuk ditulis.

Banyak penulis yang berusaha menulis sebaik mungkin tetapi justru memilih topik dengan sembarangan. Akhirnya meskipun sudah berusaha keras, tetapi volume pembaca dan pertumbuhan pengikut tidak sesuai dengan target.

Jika sejak awal sudah salah memilih topik, maka sebesar apapun usaha yang dilakukan selanjutnya akan menjadi sia-sia. Seharusnya 80 persen dari seluruh energi yang digunakan untuk menulis sebuah artikel, digunakan untuk menentukan topik dan judul yang tepat.

Sebagai seorang penulis baru, Anda tidak bisa hanya menggunakan intuisi dalam memilih topik, melainkan perlu menggunakan mekanisme pemilihan yang terbukti secara ilmiah.

technology-785742_1920

Standar dalam mengambil keputusan

Standar dalam mengambil keputusan dapat dilihat dari 3 aspek yaitu pembaca, topik dan subjek

Pembaca

Dari segi pembaca, ada 2 hal yang perlu dijadikan pertimbangan, yaitu cakupan kelompok dan keterkaitan topik

Cakupan kelompok

Yaitu jumlah orang yang berpotensi terpengaruh melalui topik ini.

2 artikel yang sama-sama membahas topik lobster kecil, yang satu membahas lobster kecil dari Guin dan hanya mencakup 5000 pembaca. Sedangkan yang lainnya membahas lobster kecil secara nasional, maka cakupannya mencapai jutaan pembaca. Jika dibandingkan, sangat jelas bahwa volume baca artikel yang kedua akan lebih besar.
Keterkaitan topik

Yaitu besarnya pengaruh topik ini terhadap pembaca.

2 artikel dengan topik mengenai ibu hamil, yang satu membahas gaya berpakaian semasa hamil, yang satu lagi membahas makanan yang harus dihindari semasa hamil. Anda tentu bisa menebak artikel mana yang lebih penting bagi pembaca bukan?

Topik

Operabilitas

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan adanya materi penulisan dan contoh yang dapat mendukung penulisan topik pilihan.

Jika Anda tidak bisa menemukan orang lain yang membahas topik sama di internet, maka bukan berarti topik tersebut belum pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya, namun lebih besar kemungkinannya karena tidak ada materi atau bahan yang dapat digunakan untuk mengembangkan topik tersebut.

Hanya topik-topik umum yang sering dibicarakan yang memiliki contoh kasus untuk melengkapi tulisan Anda dan dapat menimbulkan simpati pembacanya.

Masa trending

Banyak topik yang dengan mudah dilupakan oleh para pembaca, contohnya seperti istilah atau bahasa gaul online. Biasanya setelah beberapa lama, topik tersebut sudah tidak dibicarakan lagi, dan topik seperti ini tidak layak digunakan untuk menulis.

Sebisa mungkin carilah topik yang dapat membuat orang tetap mau membacanya meskipun sudah dipublikasikan cukup lama. Sebuah topik yang dapat membawakan volume baca yang tinggi dalam jangka waktu panjang adalah topik yang bernilai tinggi.

Sedangkan jenis topik yang meledak sesaat adalah pengecualian, karena topik semacam itu memiliki pengaruh yang sangat besar, maka mau tidak mau harus diikuti, meskipun pengaruhnya tidak lama.

Relevansi topik

Sebuah topik yang baik harus memiliki nilai kontroversi dan potensi penelusuran.
Kontoversial. Misalnya seperti berita kehebohan pernikahan selebritis, biasanya akan hilang setelah semuanya selesai mengucakan selamat. Tetapi kasus penuh dengan kontroversi seperti pengantin wanita yang direbut oleh pendamping pengantin laki-lakinya, dapat dengan cepat mengundang perhatian banyak orang. Jika hanya disuguhkan berita dari sisi positif, maka pembaca hanya bisa tepuk tangan kemudian lanjut membaca artikel lain, karena tidak ada ruang bagi mereka untuk berdiskusi. Semakin kontroversial sebuah peristiwa, maka semakin besar keinginan pembaca untuk berpatisipasi.

Bahkan ada penulis dengan sengaja salah mengeja kata dalam artikelnya untuk memicu kontroversi dan mengundang pembaca untuk ikut berdiskusi.

Potensi penelusuran. Yaitu makna dan interpretasi lebih mendalam yang bisa dikembangkan dari sebuah topik. Contohnya kasus penipuan First Travel membuat masyarakat mempertanyakan asal usul dan gaya hidup pemiliknya.

Potensi penyebarluasan

Jika sebuah topik telah memiliki relevansi yang tinggi dan dapat membuat pembaca turut berdiskusi, maka hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah potensi penyebarluasan topik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari 3 aspek yaitu menarik, simpel dan mengandung nilai sosial.

Menarik. Sebuah topik yang menarik akan diminati oleh banyak orang, ini adalah salah satu aspek terpenting dalam memilih topik.

Simpel. Sebuah buku mengenai kreativitas menyebutkan 6 faktor yang paling relevan dalam berkarya, dan yang pertama disebut adalah kesederhanaan. 1 peristiwa , 1 pendapat, 1 topik, 1 sudut pandang; semakin sederhana akan semakin mudah disebarluaskan.

Mengandung nilai sosialisasi. Artinya, sebuah topik harus dapat menimbulkan sosialisasi antar pembaca. [Daripada Berlebihan, Lebih Baik Mencintai Secukupnya] dan [Berapa Banyak Orang yang Akhirnya Menikahi Teman SMAnya?]. Kedua artikel di atas membahas topik yang sama, namun judul yang kedua mengandung nilai sosialisasi sehingga akan lebih mudah menyebar luas.

Subjek

Relevansi

Ada banyak topik yang bagus namun tidak sesuai dengan penempatan diri akun tersebut, maka lebih baik dilewatkan.

Pertama topik yang dipilih harus relevan dengan jati diri akun, kedua harus sesuai dengan kepribadian dan ciri khas penulis.

Coba saja bayangkan jika Spenser yang terkenal ahli menulis artikel finansial tiba-tiba menulis artikel dengan judul “Saya Tidak Jelek Jika Anda Menyukai Pasangan Berwajah Besar”. Sangat aneh bukan?

Nilai-nilai

Topik yang dipilih wajib sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini diperjuangkan oleh penulis akun.

Sebelumnya karena menyampaikan pendapat yang saling bertolak belakang pada kesempatan berbeda, Mimeng menimbulkan kontroversi dan mendapatkan pukulan yang cukup keras. Kasus Mimeng cukup kontroversial, namun tidak semua orang mampu menerima pukulan sebesar itu.

Mengambil keputusan

Di atas kita telah membahas beberapa prinsip dan standar yang perlu diperhatikan, selanjutkan kita akan belajar cara untuk menggunakannya.

Anda bisa menggunakan grafik untuk membuat nilai dalam tabel menjadi lebih mudah dimengerti. Saya telah memilih 3 topik secara acak untuk digunakan sebagai contoh.

“Buku Karir Paling Populer di Film”

“Bolehkah Membawa Anak ke Kantor?”

“Hal yang Perlu Diperbaiki Introvert di Tempat Kerja”

Rapat pembahasan topik

Rapat pembahasan topik juga sangat penting untuk diadakan, setiap hari adakan rapat selama 15 menit untuk memilih dari 3-5 topik yang telah disiapkan setiap orang dengan sistem pemungutan suara. Sisihkan jatah topik untuk 3 sampai 5 hari sebagai cadangan.

Evaluasi data

Setelah selesai menentukan topik dan mempublikasikan artikel, apakan berarti pekerjaan kita sudah selesai? Jawabannya belum, karena setelah itu kita masih perlu mengumpulkan data untuk melakukan evaluasi. Topik yang mendapat respon kurang baik dapat dihapus dari database. Sedangkan topik dengan data statistik yang baik dapat disimpan dan dijadikan bahan pembelajaran untuk generasi berikutnya.

Bottom Ad [Post Page]