Kumpulan Artikel Budaya dan Info Menarik

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]


Di pulau Læsø, yang terletak di lepas pantai Denmark, ada rumah-rumah dengan atap yang terbuat dari rumput laut. Atap-atap ini memiliki ketinggian satu meter. Jika dilihat sepintas atap atap tersebut mirip jerami.

Terlepas dari ukuran nya yang tinggi, beberapa atap rumput laut ini diketahui berusia lebih dari 300 tahun. Mereka adalah sisi unik dari pulau Læsø. Praktek membangun atap dengan rumput laut berasal dari masa ketika pulau Læsø memiliki industri garam yang berkembang.

Rumah Rumput laut Pulau Læsø Denmark
Photo credit: Jörg-Dieter Langhans/Flickr
Pulau itu praktis direndam dalam garam. Air tanah memiliki lebih dari 15 persen garam, dan selama musim panas yang kering, mereka mengkristal keluar dari tanah secara alami di padang garam yang luas. Ratusan tungku garam dibangun di pulau itu untuk memurnikan garam. Untuk menyalakan tungku penduduk pulau menggunakan kayu dari hutan. Semakin hari pohon di hutan semakin sedikit. Sampai suatu hari mereka benar benar kehabisan pohon di hutan.

Tanpa kayu untuk membakar tungku, industri garam Læsø runtuh. Dengan tidak ada pohon yang tersisa untuk memecahkan angin, desa-desa Læsø dikubur dalam badai pasir. Udara menjadi penuh dengan garam laut dan mereka menghambat pertumbuhan berbagai jenis tanaman, bahkan rumput.
Rumah Rumput laut Pulau Læsø Denmark
Photo credit: TrineBM/Wikimedia
Læsø memiliki banyak rumput laut jenis eelgrass dan kayu apung. Jadi orang-orang mulai menggunakan kayu apung untuk membangun rumah mereka dan eelgrass digunakan untuk atap. Eelgrass tumbuh di lautan pulau dan dulunya sangat melimpah sehingga sering terdampar di pantai. Mereka memiliki daun panjang, hijau terang, seperti pita sekitar selebar satu sentimeter, dan panjang hingga 2 meter. 

Petani akan mengumpulkan mereka dari pantai dan setelah dikeringkan,rumput rumput tersebut dipintal menjadi tali tebal yang kemudian dijalin untuk membentuk atap. Secara tradisional, menenun rumput laut bersama-sama dilakukan oleh kaum perempuan pulau itu. Sebanyak seratus perempuan dan gadis muda akan ambil bagian dalam kegiatan ini. 

Karena eelgrass tersebut diresapi dengan garam, atapnya tidak mudah rusak dan dapat bertahan selama ratusan tahun. Semakin lama usia atap, maka semakin kuat atap rumput laut, jalinan rumput laut memadat menjadi material yang tidak hanya tahan air, tetapi juga tahan api. 
Rumah Rumput laut Pulau Læsø Denmark
Photo credit: Beth/Flickr
Henning Johansen, yang menghidupkan kembali seni rumput laut, memperkirakan bahwa dibutuhkan 300 kg rumput laut untuk atap ukuran satu meter persegi. Pada tahun 1920-an, penyakit jamur menyerang banyak eelgrass di sekitar pulau menyebabkan penurunan pembuatan jenis atap di pulau ini. Pada akhir abad ke 18 ada 250 rumah dan pertanian dengan rumput laut, sekarang jumlahnya kurang dari 20. 

Hari ini, pulau itu telah dihutankan kembali. Sekarang, banyak rumah dikelilingi oleh pepohonan yang melindungi mereka dari angin yang dipenuhi garam. Ini memungkinkan rumput dan tanaman lain untuk berakar dengan mudah di atap rumput laut, yang akhirnya membuat atap rumput laut membusuk dan harus dibuang.

Bottom Ad [Post Page]